BEKASI — Sejumlah akademisi Institut Teknologi PLN (ITPLN) mendorong inovasi pengelolaan sampah di kawasan Bantargebang, Bekasi, lewat riset pengolahan limbah menggunakan ulat maggot.
Bertempat di Bank Sampah Jasmine Indah, RW 08 Sumur Batu, Bantargebang, Bekasi, mereka memperkenalkan teknologi biokonversi yang memungkinkan sampah organik diolah menjadi produk bernilai tambah—termasuk lilin aroma terapi.
Ketua Tim PKM ITPLN, Sulastri, mengatakan pengelolaan sampah di TPST Bantargebang membutuhkan kolaborasi berbagai pihak agar konsep 3R dan ekonomi sirkular dapat berjalan optimal. Ia menilai keberadaan Bank Sampah Jasmine Indah Sumur Batu menjadi bukti nyata penerapan prinsip daur ulang di tingkat komunitas.
“Penggunaan maggot sudah mulai masif di berbagai tempat. Sampah yang bisa didaur ulang dapat kembali menjadi barang bernilai ekonomi, sementara sampah dapur atau sampah organik lain bisa habis oleh maggot,” ujar Sulastri, Senin, 17 November 2025.
Dalam kesempatan ini, tim PKM ITPLN memberikan bantuan renovasi lokasi budidaya maggot hingga penyediaan alat. Anggota PKM ITPLN Sapto Yuwono menuturkan, maggot dapat diekstraksi menjadi minyak yang kemudian diolah menjadi lilin aroma terapi. Produk tersebut, menurut dia, berpotensi meredakan mual dan sakit kepala.
“Maggot mampu mengubah sampah organik menjadi minyak. Dengan ramuan tertentu, minyak itu bisa menjadi lilin aroma terapi yang punya manfaat kesehatan, seperti meredakan mual dan sakit kepala,” kata Sapto.
Senada dengannya, Wakil Rektor IV ITPLN yang juga anggota PKM, Ahsin Sidqi, menambahkan bahwa kolaborasi akademisi, masyarakat, dan pemerintah menjadi kunci terciptanya ekonomi sirkular.
“Pemanfaatan maggot adalah contoh bagaimana teknologi ramah lingkungan bisa mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Ahsin.
Ketua RW 08 Sumur Batu, Lesmono, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyebut kegiatan ini membuka peluang ekonomi bagi warga. Dalam kesempatan ini, setidaknya 50 warga dari tujuh RT itu yang dipimpin langsung Ketua PKK Sumur Batu dan Ketua Bank Sampah Jasmine Indah diajak belajar langsung ke lokasi budidaya maggot yang tengah direnovasi dengan bantuan PKM ITPLN.
“Ini bukan hanya soal mengurangi sampah, tetapi meningkatkan pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Menurutnya, fasilitas baru itu diharapkan menjadi pusat edukasi bagi warga RW 08 untuk mengenal proses budidaya maggot dan potensi ekonominya.
“Setelah tempat budidaya selesai, kami berharap kemampuan memilah sampah dan budidaya maggot bisa meningkat,” ujar Lesmono.
Ketua Bank Sampah Jasmine Indah, Eva Octadiyani, menambahkan, budidaya maggota itu menjadi langkah kecil dengan dampak besar bagi lingkungan dan ekonomi lokal.
Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan ekstraksi minyak maggot hingga proses pengolahannya menjadi lilin aroma terapi. Pelatihan itu diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas warga dalam mengelola sampah organik sekaligus membuka peluang pendapatan baru.
Bank Sampah Jasmine Indah berharap inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi komunitas lain untuk menerapkan konsep 3R dan ekonomi sirkular secara konsisten.***