Silaturahmi ke SMAN 5 Taruna Brawijaya: Rektor ITPLN Disambut Bak Panglima

  • Comments: 0
  • Posted by: Humas

KEDIRI — Barisan taruna berseragam hijau gelap berdiri tegap di halaman SMAN 5 Taruna Brawijaya Kediri, Kamis, 6 November 2025 pagi. Udara terasa basah oleh sisa embun, dan rindang pohon besar di tengah lapangan memayungi suasana yang seolah diambil dari adegan film parade militer.

Di tengah barisan rapi tersebut, para siswa menyambut kedatangan Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, yang datang bersama jajaran pimpinan untuk memberikan sosialisasi mengenai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 serta kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di era energi bersih.

Kedatangan rombongan ITPLN disambut hormat oleh seorang komandan upacara muda yang berdiri tegap di tengah jalur masuk. Suasana hening sesaat, seperti memberi ruang pada momentum penghormatan yang khidmat.

Di belakang Prof. Iwa, tampak Kepala Rektorat ITPLN, Purnomo, dan beberapa manajemen kampus lainnya berjalan perlahan melewati deretan taruna yang berdiri lurus tanpa bergeming.

Begitu rombongan memasuki area utama, tepuk tangan dan seruan penyambutan para taruna pecah serempak, menghadirkan atmosfer kebanggaan yang jarang terlihat dalam kunjungan akademik biasa. Mereka seolah menyadari bahwa institusi di hadapan mereka adalah salah satu garda terdepan dalam pembangunan energi bersih masa depan Indonesia.

Menurut Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, Indonesia merencanakan akan memasang 69,5 gigawatt kapasitas pembangkit baru, dengan 76 persen di antaranya berasal dari energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi penyimpanan.

“Transisi energi yang cukup besar ini juga menuntut investasi hingga Rp 2.967 triliun untuk pembangunan pembangkit, smart grid, dan infrastruktur transmisi,” ujar Prof. Iwa di lokasi.

Dia menegaskan, RUPTL bukan hanya dokumen teknis. Namun, tegasnya , RUPTL 2025-2034 merupakan blueprint transisi energi bersih Indonesia.

“Pertanyaan utamanya bukan lagi ‘apa rencananya’, tetapi ‘siapa yang akan menjalankannya’,” ucapnya.

Dia menegaskan, Indonesia membutuhkan banyak talenta energi dalam sepuluh tahun ke depan. Terutama talenta dalam bidang integrasi EBT, data analytics & AI untuk smart grid, manajemen proyek energi skala besar, serta kebijakan dan regulasi dekarbonisasi.

“Ini membutuhkan insinyur jenis baru. Talenta yang siap tempur dalam waktu cepat. Dan di sinilah ITPLN mengambil peran,” tegasnya.

Diakuinya, perkembangan industri teknologi yang kian pesat dinilai akan mendorong perubahan signifikan pada struktur pasar kerja di Indonesia. Otomatisasi di berbagai sektor, termasuk industri 4.0, diprediksi menggeser sejumlah jenis pekerjaan yang selama ini dikerjakan tenaga manusia.

“Transformasi digital justru berpotensi menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru yang diperkirakan akan muncul antara 24 juta hingga 40 juta pekerjaan baru yang menggantikan sekitar 20 juta pekerjaan lama yang terdampak otomatisasi,” ungkapnya.

Dari jumlah tersebut, lanjut Prof. Iwa, sekitar 10 juta jenis pekerjaan baru diperkirakan belum pernah ada sebelumnya di Indonesia. Ia mencontohkan munculnya profesi modern yang tidak dikenal satu hingga dua dekade lalu, seperti pengemudi layanan transportasi daring, pekerja di sektor belanja online, hingga kreator konten digital seperti YouTuber yang kini mencapai jutaan orang di Indonesia.

“Perubahan ini menunjukkan bahwa revolusi teknologi tidak hanya menghapus jenis pekerjaan lama, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang tidak terbayangkan sebelumnya,” tuturnya.

Senada dengannya, Kepala Rektorat ITPLN, Purnomo menambahkan bahwa kebutuhan akan talenta muda dalam bidang energi terus meningkat seiring percepatan program dekarbonisasi nasional.

Ia menegaskan bahwa generasi seperti siswa dan lulusan SMAN 5 Taruna Brawijaya memiliki peluang besar untuk berkontribusi jika sejak dini dibekali pemahaman dan karakter disiplin yang kuat.

“Kesiapan mental, kedisiplinan hingga kualitas yang baik sangat diperlukan untuk pemenuhan SDM di masa transisi energi. Sebab, transisi energi bukan hanya soal teknologi canggih, tetapi juga konsistensi, integritas, dan daya juang tinggi yang saat ini menjadi ciri khas pendidikan di SMAN 5 Taruna Brawijaya,” katanya.***

Author: Humas