JAKARTA — Institut Teknologi PLN (ITPLN) mencatatkan lonjakan signifikan dalam perolehan hibah penelitian dosen tahun ini. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), ITPLNITPLN berhasil meloloskan 20 proposal hibah dosen, naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencatat 10 proposal.
Wakil Rektor I Bidang Akademik ITPLN, Prof. Syamsir Abduh, menyebut capaian ini menjadi langkah strategis dalam upaya institusi untuk naik kelas dalam Science and Technology Index (SINTA) dari kategori Madya ke Utama.
“Sebenarnya hibah dosen ITPLN ini dalam rangka memenuhi komitmen institusi untuk naik kelas ke SINTA Utama. Dari berbagai indikator, kami masih kekurangan satu poin, dan hibah penelitian ini menjadi salah satu kontribusi penting untuk mengejar itu,” ujar Prof. Syamsir saat dikonfirmasi, Selasa (3/6/2025).
Menurutnya, meskipun secara total ITPLN belum menempati posisi puncak di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDiktiLLDikti) Wilayah III, dari sisi produktivitas dosen terhadap jumlah hibah yang diperoleh, ITPLN tercatat sebagai yang tertinggi di kategori institut teknologi keteknikan.
“Kalau melihat jumlah dosennya yang hanya 109 orang di Pangkalan Data Dikti, produktivitas ITPLN paling tinggi dibanding kampus sejenis. Untuk kategori institut keteknikan, kita nomor satu,” kata Syamsir.
Data Kemendiktisaintek menunjukkan, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan masih memimpin dengan persentase dosen penerima hibah tertinggi sebesar 14,38 persen. Disusul ITPLN di posisi kedua dengan 9,68 persen. Adapun Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI menempati posisi ketiga dengan 8,49 persen.
“Kalau dibandingkan dengan Universitas Mercu Buana yang punya sekitar seribu dosen dan 44 hibah, produktivitasnya lebih rendah. Jadi secara persentase, capaian ITPLN jauh lebih baik,” ujarnya.
Prof. Syamsir menambahkan, capaian ini menjadi indikator meningkatnya animo dan motivasi dosen ITPLN dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas dan kompetitif di tingkat nasional.
“Ini tentu berdampak positif bagi branding institusi. Manajemen juga terus mendorong dan menyiapkan berbagai strategi agar capaian ini bisa berkelanjutan, sekaligus mendongkrak publikasi di jurnal-jurnal bereputasi,” tuturnya.
Data ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi setiap perguruan tinggi dalam meningkatkan kinerja penelitian dan produktivitas akademik dosen di masa mendatang.***