JAKARTA — Wakil Menteri Keuangan RI, Prof. Suahasil Nazara, mengingatkan pentingnya kompetensi, integritas, dan kemampuan lintas disiplin bagi para lulusan baru Institut Teknologi PLN (ITPLN).
Pesan itu ia sampaikan dalam Orasi Ilmiah Wisuda ke-47 ITPLN bertajuk “Menuju Indonesia Tangguh melalui Ketahanan Energi”, di Sasana Kriya, TMII, Jakarta. Prosesi wisuda kali ini diikuti oleh 708 wisudawan dari berbagai jenjang dan program studi.
Prof. Suahasil menegaskan bahwa gelar akademik hanyalah awal dari perjalanan panjang pengembangan diri. Ia mendorong para lulusan untuk terus belajar melalui pendidikan lanjutan maupun beasiswa negara.
“Gelar ini adalah modal. Tapi perjalanan Anda tidak berhenti di sini. Cari ilmu yang lebih tinggi lagi. Negara menyediakan ribuan beasiswa setiap tahun,” ujar Prof. Suahasil di lokasi, Selasa, 17 November 2025.
Menurutnya, dunia kerja selalu menilai dua hal utama dari pencari kerja, yakni kompetensi dan kesediaan untuk terus belajar. Tanpa keduanya, Prof. Suahasil menilai, peluang karier akan terhambat.
Dalam orasinya, Prof. Suahasil juga menyampaikan kegelisahannya terhadap masih adanya kondisi kerja tidak aman di sektor kelistrikan. Ia menilai, setiap kecelakaan yang berkaitan dengan listrik—meski penyebabnya beragam—akan selalu dikaitkan dengan PLN.
“Saya terganggu karena unsafe conditions itu adalah awal mula kecelakaan. Apa pun penyebabnya, yang pertama diingat masyarakat adalah PLN,” kata Suahasil.
Ia meminta PLN memperkuat transformasi keselamatan kerja, bukan hanya dengan menekan kecelakaan, tetapi juga menghapus potensi kondisi berbahaya. Pemahaman terhadap risiko, lanjutnya, merupakan bagian dari integritas.
Prof. Suahasil kemudian mengingatkan bahwa teknologi harus dipahami bersama aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan kebijakan publik. Menurutnya, pemikiran lintas disiplin akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan energi masa depan.
“Teknologi tidak pernah berdiri sendiri. Di dunia nyata ia selalu bersatu dengan sosial, lingkungan, ekonomi, dan kebijakan publik,” imbuhnya.
Ketahanan Energi Jadi Prioritas Pemerintah
Ia menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadikan ketahanan energi sebagai salah satu prioritas nasional. Kemandirian energi—mulai dari produksi, distribusi hingga keterjangkauan—menjadi agenda strategis yang akan terus berlanjut.
Indonesia, katanya, memiliki kekayaan energi besar seperti panas bumi dan sinar matahari, namun kekayaan itu harus diolah menjadi energi nyata. Karena itu, keberadaan ITPLN sebagai pencetak tenaga ahli energi dinilai krusial.
Di lokasi yang sama, Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto menegaskan, ITPLN sedang melakukan transformasi besar dalam arah pengembangannya. Menurutnya, ITPLN kini tidak lagi sekadar berfokus pada penyediaan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pola pendidikan tinggi konvensional.
Pihaknya mengaku terus mendorong ITPLN untuk bertransformasi menjadi universitas yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman serta kebutuhan industri energi ke depan.
“ITPLN saat ini dalam proses untuk bertransformasi. Ke depan, kita coba arahkan untuk bisa menjawab tantangan menjadi universitas yang adaptif dan bisa merespon perkembangan zaman dalam bentuk applied university,” ujar Didi.
Menurut dia, orientasi baru ini penting untuk memastikan lulusan ITPLN lebih dekat dengan kebutuhan dunia kerja. Terlebih, sektor ketenagalistrikan tengah bergerak cepat memasuki era transisi energi menuju net zero emission. Program akademik ITPLN bisa diakses melalui www.itpln.ac.id.
“Akan banyak kebutuhan baru yang sebelumnya tidak terpikirkan. Indonesia dan dunia membutuhkan ahli-ahli baru di bidang ilmu, pengetahuan, dan teknologi untuk menyongsong transisi energi,” kata Didi.
Ia menjelaskan, perkembangan sistem kelistrikan menuntut kemampuan baru, terutama terkait pengelolaan variable renewable energy. Di masa depan, katanya, penerapan smart system menjadi keharusan agar keandalan jaringan listrik tetap terjaga meski disubstitusi dengan variabel energi terbarukan.***



