Mahasiswa ITPLN Bangun PLTMH, Terangi Masjid dan Rumah Warga di Pedalaman Bogor

  • Comments: 0
  • Posted by: Humas

JAKARTA – Di tengah hutan dan lereng curam pegunungan di pelosok Kabupaten Bogor, sekelompok mahasiswa dari Institut Teknologi PLNPLN (ITPLN) membuktikan bahwa energi tak harus selalu datang dari jaringan listrik negara. Mereka membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) yang kini menjadi sumber terang bagi sebuah masjid dan beberapa rumah warga di desa terpencil.

Program ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITPLN. Dalam waktu dua minggu, mereka bekerja siang malam di antara suara gemericik air sungai dan dinginnya udara gunung untuk merancang sistem pembangkit kecil berbasis energi air.

“Kami ingin menghadirkan cahaya, secara harfiah dan maknawi, bagi masyarakat yang selama ini hidup dalam gelap,” ujar Ketua HMM ITPLN, Sean Gilbert, saat ditemui, Senin, 13 Oktober 2025.

Proyek ini bermula dari survei lapangan yang menemukan potensi aliran sungai kecil di kawasan pedalaman Bogor, Jawa Barat yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan.

Dengan dana mandiri sekitar Rp50 juta, para mahasiswa merancang dan membangun sendiri seluruh komponen sistem — mulai dari sudu-sudu turbin, pipa penyalur air, hingga instalasi kelistrikan ke rumah-rumah warga.

“Kami tidak membeli turbin jadi. Semua kami rancang dan buat sendiri di bengkel kampus, lalu dibawa ke lokasi untuk dirakit,” tutur Sean. Menurutnya, pengalaman ini menjadi pelatihan nyata dalam penerapan ilmu teknik mesin dan rekayasa energi terbarukan.

PLTMH yang dibangun menghasilkan daya listrik cukup untuk menyalakan lampu di masjid dan beberapa rumah warga di sekitar sungai. Sebelumnya, masyarakat setempat hanya mengandalkan lampu minyak dan genset yang jarang digunakan karena harga bahan bakar yang mahal.

“Sekarang masjid bisa terang saat malam hari. Warga juga bisa belajar atau beraktivitas setelah magrib dengan sumber listrik gratis ini,” kata Agus Zaini, petugas pembimbing kegiatan tersebut.

Ia menyebut inisiatif mahasiswa ini sebagai bukti nyata bahwa ilmu di kampus dapat berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Selain memberikan manfaat praktis, proyek ini juga menjadi sarana edukasi bagi warga mengenai pentingnya energi bersih dan pemeliharaan alat. Mahasiswa mengajarkan cara merawat pipa dan turbin agar sistem dapat bertahan lama tanpa ketergantungan pada teknisi luar.

Bagi Sean dan timnya, perjalanan ini bukan sekadar proyek kuliah, melainkan bentuk nyata dari semangat gotong royong dan kemandirian energi. “Kami ingin membuktikan bahwa anak muda bisa menjadi agen perubahan, bahkan dari aliran sungai kecil di pelosok,” ucapnya.

Kini, suara air yang mengalir di pegunungan Bogor bukan lagi sekadar gemericik alam. Di sana, di balik pepohonan dan kabut tipis, energi mengalir — membawa terang bagi mereka yang dulu hidup dalam kegelapan.***

Author: Humas