JAKARTA — Institut Teknologi PLN (ITPLN) bekerja sama dengan Korea Electric Power Corporation (KEPCO) dan Tide Korea menyelenggarakan Seminar and Training International on Official Development Assistance (ODA) bertema Advanced Metering Infrastructure (AMI) Implementation in West Java, Indonesia. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, mulai 21 hingga 25 Juli 2025 di Kampus ITPLN, Jakarta Barat.
Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa secara resmi membuka acara dengan pidato kunci. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra yang hadir serta menegaskan pentingnya kolaborasi teknologi antara Indonesia dan Korea Selatan dalam memperkuat infrastruktur kelistrikan nasional.
“ITPLN telah bekerja sama dengan Tide, Korea, dalam mengimplementasikan AMI pada skala laboratorium. Advanced Metering Infrastructure atau AMI adalah sistem meter pintar yang dapat digunakan oleh PT PLN (Persero) untuk menggantikan meter listrik konvensional,” ujar Iwa dalam sambutannya, Senin (21/7/2025).
Dengan AMI, ungkap Prof. Iwa, pelanggan dapat memantau penggunaan listrik secara real-time melalui aplikasi. Sistem ini juga memungkinkan PLN melakukan pembacaan meter jarak jauh, mengatasi gangguan, serta mengelola penggunaan energi secara lebih efisien.
“Baru-baru ini, ITPLN dan Tide, Korea, juga telah menyelesaikan proyek kerja sama instalasi EV Charging Station yang telah berhasil dipasang di lingkungan ITPLN. Kami sangat menantikan kolaborasi-kolaborasi lainnya di masa mendatang,” katanya.
Adapun sejumlah topik yang dibahas dalam seminar itu, di antaranya implementasi AMI dan Smart Grid, tinjauan atas Advanced Distribution Management System, platform K-MDMS dan energi terbarukan, teknologi dan layanan MDMS untuk ekspor ke luar negeri, serta sistem Smart Metering berbasis AMI.
“Saya berharap Seminar dan Training Internasional ini menjadi kesempatan yang sangat baik bagi kita semua untuk saling berbagi pengetahuan, mempererat kerja sama, serta menciptakan peluang-peluang bersama di masa depan, khususnya dalam memperkuat kolaborasi antara PLN, KEPCO, dan Tide, Korea,” jelasnya.
Chief Representative KEPCO Southeast Asia, Lee Je Hyung, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari skema Official Development Assistance (ODA) Pemerintah Korea. Ia menyebut Indonesia sebagai mitra strategis dengan potensi kolaborasi besar dalam pengembangan sistem kelistrikan modern.
“Bukan sekadar transfer teknologi, kegiatan ini adalah awal dari kemitraan berkelanjutan. Teknologi AMI dan ADMS (Advanced Distribution Management System) adalah sistem inti yang mampu mengelola jaringan distribusi secara lebih cerdas dan efisien,” kata Lee.
Stadium general turut diisi oleh Direktur Distribusi PT PLN (Persero), Arsyadany Ghana Akmalaputri. Sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri hadir, antara lain Rendroyoko Ignatius (EVP Strategic Distribution Planning PLN), Rudi Purnomoloka Putra (EVP Distribution Operation SULMAPANA), Agus Setiono (VP for Quality & EFI Sulmapana), Dr. Nanang Hariyanto (ITB), Eddie Widiono (PJI Consultant), serta Ir. Christiono (ITPLN). Delegasi dari KEPCO, KEPRI, dan Tide Korea juga berpartisipasi, termasuk Lee Sang June, Kim Young Il, dan Lee Kwang OK.
Selama lima hari, peserta akan mendalami topik-topik seperti implementasi AMI dan smart grid, pengelolaan data melalui platform K-MDMS, integrasi energi terbarukan, serta pengalaman operasional Korea dalam membangun infrastruktur listrik modern. Pada hari keempat, peserta dijadwalkan melakukan kunjungan lapangan ke PLN UP3 Bulungan.
Kegiatan ini dimulai pukul 08.30 WIB setiap hari. Selain menjadi wahana transfer ilmu, seminar ini diharapkan menjadi titik temu strategis dalam mempererat hubungan teknologi dan diplomasi energi antara Indonesia dan Korea Selatan.***