ITPLN Gelar Kuliah Bersama dengan APERTI, Cetak Inovator Bukan Sekadar Pencari Kerja

  • Comments: 0
  • Posted by: Humas

JAKARTA — Institut Teknologi PLN (ITPLN) menegaskan pentingnya kolaborasi perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan era Revolusi Industri 4.0, disrupsi kecerdasan buatan, hingga transisi energi global.

“Tidak ada satu institusi pendidikan pun yang bisa berjalan sendiri. Kolaborasi adalah keharusan,” kata Wakil Rektor I ITPLN, Prof Syamsir Abduh, saat peluncuran program Kuliah Bersama Asosiasi Perguruan Tinggi BUMN (APERTI BUMN), Jumat, 29 Agustus 2025.

Menurut Syamsir, inisiatif Kuliah Bersama bukan hanya wadah berbagi ilmu, melainkan juga sarana memperluas wawasan lintas kampus, mempertemukan perspektif berbeda, dan menumbuhkan budaya kolaborasi sejak dini.

Ia menekankan, mahasiswa perlu dilatih bukan hanya sebagai pencari kerja (job seeker), tetapi juga pencipta lapangan kerja (job creator), inovator, dan pemimpin masa depan.

Syamsir memaparkan tiga hal yang diharapkan dari program ini. Pertama, mahasiswa anggota APERTI BUMN bisa saling belajar dan memperkaya pengalaman akademik lewat diskusi kritis lintas disiplin.

Kedua, dosen dari berbagai perguruan tinggi menjadi teladan kolaborasi, dengan menunjukkan bahwa ilmu tumbuh ketika dibagikan. Ketiga, forum tersebut menjadi laboratorium ide yang melahirkan inovasi serta kurikulum baru yang relevan dengan kebutuhan bangsa.

Selain Kuliah Bersama, ITPLN bersama anggota APERTI BUMN juga meluncurkan program Joint Research. Riset, kata Syamsir, adalah jantung perguruan tinggi. “Perguruan tinggi tanpa riset ibarat pohon tanpa akar: rapuh dan tidak mampu menopang dirinya sendiri,” ujarnya.

Langkah ini, tambah Syamsir, memperkuat posisi perguruan tinggi berbasis BUMN sebagai motor penggerak pembangunan nasional di tengah perubahan global yang kian kompleks.

Diketahui, Aliansi Perguruan Tinggi (APERTI) BUMN meluncurkan program kuliah bersama dan joint research. Program kuliah bersama dan joint research ini akan dimulai pada semester baru mendatang, khususnya mahasiswa semester 3 ke atas. Sehingga, mahasiswa dari ke-enam kampus ini dapat mengikuti mata kuliah bersama yang ditawarkan secara online, hybrid, bahkan tatap muka, tergantung lokasi kampus masing-masing.

“Tahap awal, hanya dua rumpun mata kuliah yang diluncurkan, yaitu kewirausahaan dan mata kuliah yang berwawasan lingkungan,” ujar Ketua APERTI BUMN, Prof. Iwa Garniwa.

Dia menyebut program ini bukan sekadar pertukaran pengetahuan antarperguruan tinggi. Lebih dari itu, kata dia, kolaborasi lintas kampus akan memberi pengalaman akademik yang lebih kaya bagi mahasiswa serta memperluas jejaring penelitian bagi dosen dan peneliti.

“Program ini punya kekhasan masing-masing, tapi justru di situlah kekuatannya. Kita menghadapi dunia yang semakin tanpa batas, dan perguruan tinggi luar negeri sudah masuk ke Indonesia. Karena itu kita harus solid, bersinergi membangun negeri ini dengan inovasi dan karya nyata,” ungkapnya.

Menurut dia, Indonesia tengah menghadapi tekanan ganda. Di satu sisi, otomatisasi industri diperkirakan akan menggantikan 23 juta lapangan kerja. Di sisi lain, McKinsey mencatat peluang lahirnya 27 juta hingga 40 juta jenis pekerjaan baru, termasuk 10 juta pekerjaan yang saat ini bahkan belum ada.

“Di sinilah pendidikan tinggi harus hadir. Kalau kita berjalan sendiri-sendiri, kita akan tertatih. Tetapi kalau solid, saya yakin perguruan tinggi kita bisa menjadi mercusuar ilmu pengetahuan dan teknologi,” ucapnya.

Iwa menegaskan, kolaborasi enam perguruan tinggi di bawah APERTI BUMN juga diarahkan menjadi kontribusi nyata menuju visi Indonesia Emas 2045. Mahasiswa diharapkan menjadi pionir perubahan, sementara dosen dan peneliti menjadi motor inovasi.

“APERTI BUMN bukan sekadar wadah kebersamaan, tapi role model kolaborasi pendidikan tinggi di Indonesia. Harapan kami, program ini melahirkan penelitian unggulan, inovasi teknologi, dan lulusan yang adaptif menghadapi tantangan global,” kata Iwa.***

Author: Humas