DEPOK — Akademisi Institut Teknologi PLN (ITPLN) turut aktif dalam Pertemuan Tahunan Perkumpulan Perkumpulan Teknik Sistem Energi Indonesia (FORSINERGI) 2025 di Gedung IDE, Universitas Indonesia, Depok. Dalam forum itu, akademisi ITPLN ingin turut aktif mengembangkan kurikulum berbasis transisi energi.
Delegasi ITPLN dipimpin langsung Ketua Program Studi Teknik Sistem Energi (TSE), Septianissa Azahra, bersama dosen sekaligus peneliti Samsurizal dan Zulham Kentji. Septianissa menyebut partisipasi ini sebagai langkah strategis dalam pengembangan pendidikan energi terbarukan.
“Kami ingin memastikan kurikulum Teknik Sistem Energi semakin relevan dengan kebutuhan industri dan dinamika transisi energi nasional. Forum seperti FORSINERGI membuka ruang kolaborasi yang sangat penting bagi penguatan akademik dan penelitian,” ujar Septianissa di Jakarta, Sabtu, 1 November 2025.
Samsurizal juga membuka ruang diskusi dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait peluang kolaborasi riset dan pengembangan kurikulum berbasis transisi energi. ITPLN, ujarnya, ingin memastikan kontribusi nyata dalam pembangunan sektor energi nasional melalui pendidikan dan penelitian.
Pertemuan yang mengumpulkan ketua program studi dan akademisi Teknik Sistem Energi dari berbagai kampus itu menyoroti pentingnya sinergi lintas institusi.
Ketua Umum FORSINERGI Sheila Tobing menekankan perlunya kolaborasi kuat untuk menjawab tantangan transisi energi yang kian mendesak.
Agenda utama pertemuan mencakup pembahasan penyelarasan kurikulum TSE agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi energi nasional. Selain itu, FORSINERGI mengusulkan standar akreditasi internal sebagai pedoman peningkatan mutu pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat.
Sejumlah perguruan tinggi hadir, termasuk Institut Teknologi BJ Habibie, ITPLN, Institut Teknologi Lombok, Universitas Teknologi Sumbawa, Universitas Internasional Papua, Universitas Indonesia, Telkom University, Institut Teknologi Yogyakarta, hingga Institut Teknologi Sumatera.
Dalam sesi materi, Prof. Misri Gozan, memaparkan implementasi Permenristekdikti Nomor 39 Tahun 2021 terkait pengembangan kurikulum pendidikan tinggi. Ia menegaskan pentingnya penyusunan Body of Knowledge, penguatan Basic Science, dan penerapan Capstone Design untuk menguatkan kurikulum berbasis kompetensi.
FORSINERGI juga meluncurkan situs resmi organisasi forsinergi.com sebagai pusat informasi dan kolaborasi akademik bidang Teknik Sistem Energi.
Acara berlanjut ke Future Energy Talks 2025, menghadirkan sejumlah narasumber internasional. Prof. Evrim Ursavas dari University of Groningen membahas inovasi global transisi energi, sementara perwakilan Toyota dan Pertamina RTI menyoroti penerapan teknologi energi serta peran industri dalam mencapai target dekarbonisasi nasional.***