ITPLN Career Day 2025, PLN EMI: Indonesia Butuh Talenta Digital dan Berkelanjutan

  • Comments: 0
  • Posted by: Humas

JAKARTA — Direktur Utama PLN Energy Management Indonesia (PLN EMI), Henri Firdaus, menegaskan bahwa Indonesia tengah menghadapi kebutuhan besar terhadap talenta sumber daya manusia (SDM) yang menguasai digital skill dan green skill untuk menopang digital and green transformation.

“Semua kegiatan bisnis dan administrasi di masa depan tidak mungkin lagi dilakukan secara konvensional. Digitalisasi adalah kuncinya,” ujar Henri saat berbicara dalam acara ITPLN Career Day 2025, di Kampus ITPLN, Jakarta, Kamis, 13 November 2025.

Henri mengungkapkan, berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), populasi Indonesia akan mencapai 300 juta jiwa pada 2030. Dengan jumlah penduduk sebesar itu, ungkapnya, bisnis data center diprediksi mengonsumsi seperempat listrik nasional pada 2040.

“Ini tantangan besar, tapi juga peluang,” katanya.

Menurut Henri, sektor Information and Communication Technology (ICT) secara global bertanggung jawab atas 5–10 persen konsumsi listrik dunia dan menyumbang sekitar 2–4 persen emisi gas rumah kaca (GRK). Tanpa mitigasi, angka itu bisa melonjak hingga 14 persen pada 2040. Namun, pemanfaatan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan supercomputing dapat menekan emisi global hingga 15 persen.

“Arah transformasi ini menuntut SDM yang siap digital dan berwawasan hijau. Kita butuh talenta baru yang memahami analitik data, kecerdasan buatan, robotika, dan keamanan siber. Tapi juga harus punya kompetensi di bidang keberlanjutan—paham efisiensi energi dan praktik bisnis hijau,” tuturnya.

Meski demikian, tegasnya, kehadiran Artificial Inteligent (AI) atau kecerdasan buatan tidak akan sepenuhnya menggantikan manusia, melainkan menjadi alat bantu.

“AI itu hanya tools. Yang penting bukan hasilnya, tapi bagaimana manusia memberi instruksi dan memahami konteksnya,” tegasnya.

Selain digital skill, Henri menyoroti pentingnya green competency seperti pemahaman terhadap konservasi energi, dekarbonisasi, dan waste to energy. Pemerintah, kata dia, juga tengah mendorong penerapan ESG (Environmental, Social, Governance) dan Sustainable Development Goals (SDG) untuk menarik minat investor serta memperluas peluang ekspor dan pendanaan hijau.

Henri menambahkan, peluang karier di sektor energi hijau terbuka lebar. Green business dan digital transformation, katanya, adalah masa depan industri. Sehingga, talenta muda harus siap di dua area itu sekaligus.

PLN EMI sendiri, lanjut Henri, telah menjalankan berbagai inisiatif dekarbonisasi dan efisiensi energi dalam tiga pilar keberlanjutan: lingkungan, sosial, dan tata kelola.

“Empowering future talent adalah bagian dari komitmen kami menuju era digital dan hijau,” tandasnya.***

Author: Humas