JAKARTA — Institut Teknologi PLN (ITPLN) memamerkan teknologi pemurnian air limbah berbasis energi surya di ajang IPXpose Indonesia yang digelar di Gedung SMESCO Jakarta.
IPXpose Indonesia merupakan ajang tahunan untuk mempromosikan inovasi, kreativitas, dan perlindungan Kekayaan Intelektual di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Menteri Hukum RI, Supratman Andi Agtas tertarik atas inovasi besutan dosen ITPLN, Rachmad Ardhianto itu. Dia mengingatkan agar setiap inovasi yang dihasilkan ITPLN dikuatkan dengan hak paten.l sehingga terlindungi. Terlebih, ia menilai inovasi itu memiliki potensi komersial cukup besar.
“Saya mendorong tim peneliti untuk segera mengurus hak paten agar inovasi ini bisa terlindungi dan dikembangkan lebih luas,” ujar Supratman, di Gedung SMESCO Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025.
Di lokasi yang sama, inovator Rachmad Ardhianto, menjelaskan, inovasi yang dibuatnya itu mengubah limbah cair menjadi pupuk struvite yang bernilai tinggi. Menurutnya, inovasi proses elektrokimia untuk struvite recovery ini memangkas biaya dan konsumsi energi secara signifikan.
“Inovasi ini memanfaatkan panel surya untuk memberi daya pada reaktor elektrokimia. Limbah cair yang biasanya mencemari lingkungan diolah hingga menjadi pupuk siap pakai,” kata Rachmad.
Inovasi struvite recovery itu, ungkapnya, bekerja dengan mengalirkan air limbah ke reaktor elektrokimia berkonfigurasi anoda magnesium dan besi serta katoda besi. Listrik dari PLTS memicu proses pengendapan magnesium amonium fosfat (struvite), kristal putih yang dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk.
“Ini penting karena kedua unsur itu jika berlebih di perairan dapat memicu eutrofikasi atau pencemaran serius,” ucap Rachmad.
Dia memastikan, konsumsi listrik dalam teknologi ini lebih efisien berkat integrasi PLTS. Hal ini membuktikan bahwa pengolahan limbah bisa dilakukan dengan hemat energi sekaligus berkontribusi pada target pengurangan emisi.
Teknologi ini, ucapnya, kini sedang diuji pada tanaman untuk memastikan efektivitas struvite sebagai pupuk. Hasil awal menunjukkan potensi besar untuk sektor pertanian, industri pengolahan pangan, dan peternakan.
Selain dimanfaatkan untuk proses pupuk, teknologi berbasis elektrokimia dapat digunakan untuk mereduksi penggunaan bahan kimia untuk pengolahan air limbah industri.
Secara aplikasi dilapangan dalam full scale kapasitas dapat mereduksi opex 50-75% baik dari biaya kimia, dampak lumpur dan biaya buang limbah ke pihak ke 3. Selain itu proses riset ini juga sudah dipublikasikan dalam jurnal terindeks scopus Q1 Tahun 2024 dan tahun 2025.
Rachmad menambahkan, pameran di Smesco menjadi ajang strategis untuk memperkenalkan inovasi ini kepada industri dan pemerintah daerah. Setiap program inovasi ITPLN bisa diakses melalui laman www.itpln.ac.id.
“Kami berharap teknologi ini bisa diadopsi secara luas, agar limbah tidak lagi dianggap masalah, melainkan sumber daya,” katanya.***