JAKARTA – Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi meluluskan insinyur baru Batch I dan menggelar pengambilan sumpah insinyur yang dipimpin Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ilham Akbar Habibie, Rabu, 19 November 2025. Pada pengambilan sumpah profesi insinyur batch I ini, ada 23 insinyur baru yang dihasilkan ITPLN. Sedangkan untuk batch II nanti, telah siap 91 insinyur baru lainnya yang segera menyusul.
Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, menegaskan bahwa pembukaan PSPPI merupakan perjalanan panjang yang sebelumnya ditempuh bersama Universitas Diponegoro (Undip) sebelumnya. Menurutnya, pembentukan PSPPI di ITPLN mengalami proses panjang, hingga sekarang bisa mencetak puluhan insinyur baru.
“Berbahagialah bapak-ibu sekalian bahwa hari ini di daulat atau disumpah menjadi insinyur Indonesia. ITPLN konsisten untuk melaksanakan ini semua,” ujar Prof. Iwa di kampus ITPLN, Rabu, 19 November 2025.
Keberhasilan Batch I PSPPI ITPLN ini, ungkapnya, menjadi langkah awal dari target besar ITPLN sebagai kampus transisi energi. Terlebih, lanjutnya, peserta PSPII ITPLN pada batch II telah terisi 91 calon insinyur baru. Bahkan, ITPLN membidik pegawai PLN yang jumlahnya mencapai 50 ribu orang lebih untuk turut serta dalam program profesi insinyur ITPLN.
“Jika lima persen saja ikut, itu 2.500 orang (bisa menjadi mahasiswa PSPPI ITPLN). Kami sudah bertemu Direktur Legal and Management Human Capital PLN untuk mendorong agar sebanyak-banyaknya pegawai PLN ikut dalam PSPP ITPLN,” ucapnya.
Indonesia, ucap Prof. Iwa, tengah menghadapi pekerjaan besar terkait transisi energi yang diproyeksikan membutuhkan 1,7 juta tenaga terampil dan investasi sekitar Rp3.000 triliun dalam beberapa dekade mendatang. Namun kompetensi baru yang dibutuhkan—mulai dari digitalisasi, dekarbonisasi, hingga desentralisasi energi—belum sepenuhnya disiapkan oleh berbagai institusi, termasuk ITPLN.
“ITPLN diberi anugerah oleh Dewan Energi Nasional sebagai perguruan tinggi yang fokus di transisi energi. Itulah modal kita untuk terus maju, dan saya harap PII mendukung kita, mendukung insinyur kita agar terus maju. Selamat untuk para peserta sumpah insinyur ini. Semoga semuanya menjadi amanah dan memberikan manfaat nyata bagi negeri ini,” ungkapnya.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ilham Akbar Habibie, menyebut pelantikan ini sebagai momentum penting bagi profesionalisasi insinyur di Indonesia. Dia berharap ITPLN terus berkembang dan berkontribusi bagi kemajuan serta kemaslahatan negara dan bangsa.
“Barusan kita lakukan pelantikan alumni dari program PSPPI, di mana ITPLN telah mendidik dan menguji 23 insinyur yang banyak bekerja di PLN. Mereka baru saja melakukan sumpah, dan saya kira ini program yang sangat penting bagi masa depan Indonesia pada umumnya, dan bagi ITPLN pada khususnya,” kata Ilham.
Ilham menegaskan keberadaan PSPPI ITPLN menjadi instrumen kunci dalam memastikan kompetensi insinyur Indonesia selaras dengan standar industri. Program ini, kata dia, memverifikasi keahlian para peserta melalui proses pengujian terstruktur.
“Semua insinyur yang sudah punya pengalaman dan pendidikan, melalui PSPPI menjalankan proses pengujian untuk memastikan keahlian mereka sesuai dengan kebutuhan industri dan standar yang berlaku,” tegasnya.
“Saya sangat senang dan bangga bisa berada di ITPLN ini. Hari ini, untuk pertama kali, kita melakukan pengambilan sumpah atas program PSPPI di ITPLN,” ucap Ilham menambahkan.
Sementara itu, Kepala Program Studi Program Profesi Insinyur ITPLN, Muhamad Habibi, menyebut capaian ini bukan hanya bersejarah, tetapi juga menjadi bukti meningkatnya kebutuhan insinyur profesional di Indonesia. Menurutnya, pengambilan sumpah profesi untuk lulusan PSPP ITPLN ini sesuai amanah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
“Insinyur ITPLN hadir untuk memenuhi kebutuhan tenaga insinyur profesional yang kompeten di Indonesia,” tegasnya.
Dia mengungkapkan, batch I PSPPI ITPLN ini berasal dari program reguler dua semester dengan kualitas akademik lulusan sangat tinggi. Rata-rata IPK lulusan mencapai 3,997, sementara 19 mahasiswa dinyatakan lulus dengan IPK sempurna, 4,0.
“Ini capaian yang luar biasa. Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras para mahasiswa, bimbingan para dosen dan pembimbing lapangan, serta dukungan penuh dari pimpinan ITPLN dan Persatuan Insinyur Indonesia,” kata Habibi.
Ia juga mengingatkan bahwa gelar insinyur bukan sekadar titel tambahan, melainkan amanah besar yang mengikat para lulusan pada etika profesi. Sumpah yang diucapkan, tegasnya, mengikat para insinyur baru untuk mengutamakan keselamatan, kesehatan, keamanan, lingkungan hidup, serta kesejahteraan masyarakat.
“Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang sangat membutuhkan konservasi nyata para insinyur-insinyur yang kompeten, berdaya saing tinggi, dan berinovasi untuk membangun infrastruktur energi baru terbarukan dan teknologi menuju Indonesia emas tahun 2045,” tandasnya.***





