Hadapi Transisi Energi, ITPLN Perkuat Transformation 2.0

  • Comments: 0
  • Posted by: Humas

JAKARTA – Institut Teknologi PLN (ITPLN) terus memperkuat program transformation 2.0 dalam rangka menghadapi transisi energi di tanah air. Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa memastikan, transformasi ITPLN bukan hanya untuk memenuhi target internal, tetapi juga menjawab harapan yayasan, pembina, dan bangsa Indonesia dalam mengahadapi transisi energi.

“Kita sudah masuk setengah perjalanan 2025. Kita harus mengukur diri, apakah New Transformation yang sedang kita jalankan ini berjalan sesuai harapan. Harapan bukan hanya milik saya, tapi milik kita semua,” ujar Iwa dalam acara Gathering New Transformation 2.0 di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.

Iwa menegaskan posisi ITPLN di dunia pendidikan sudah jelas, dengan visi menjadi perguruan tinggi berkelas internasional, unggul di bidang energi dan teknologi terapan. “Itulah diferensiasi kita dibanding perguruan tinggi lain, bahkan negeri sekalipun,” ucapnya.

Belum lama ini, akunya, Iwa Garniwa turut mendampingi Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dan Rektor Universitas Indonesia (UI) untuk membahas penguatan talenta unggul untuk menghadapi transisi energi.

“Direksi PLN ingin, investor melihat UI dan ITPLN sebagai perguruan tinggi yang siap menghadapi transisi energi,” kata Iwa.

Setiap dana proyek transisi energi memiliki tanggung jawab untuk mendukung pengembangan pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini, PLN Group mendorong ITPLN dan UI agar lebih fokus pada pendidikan transisi energi melalui pembangunan sistem education fund. Inisiatif ini diharapkan dapat berkontribusi nyata dalam menyukseskan agenda transisi energi nasional.

“Bayangkan, Rp 2.700 triliun dalam RUPTL untuk menghadapi transisi energi. Siapa di negeri ini universitas yang concern terhadap itu? Tidak banyak. Di situlah peran ITPLN,” ucapnya.

Dengan segala keterbatasan, Iwa mengajak seluruh civitas akademika menanggalkan hambatan dan fokus pada peta jalan yang sudah disusun. “Kita tidak lepas dari kaidah perguruan tinggi yang benar dan tujuan utama menghadapi transisi energi. Makanya, New Transformation ITPLN ini sangat penting,” tegasnya.

Di lokasi yang sama, Ketua Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) PLN, Supriyadi menegaskan bahwa program Gathering New Transformation 2.0 Institut Teknologi PLN (ITPLN) harus memiliki batas waktu yang jelas. Menurutnya, transformasi tidak boleh berlangsung tanpa akhir hingga kehilangan milestone.

“Transformasi yang kita jalani ini sebenarnya sudah masuk tahun ketiga. Walaupun namanya 2.0, menurut teori dari konsultan, transformasi itu ada batas waktunya. Setelah fase ini selesai, sisanya harus menjadi business as usual,” kata Supriyadi.

Ia mencontohkan, di PLN pun istilah transformasi tidak dipakai terus-menerus. “Kalau ingin berlanjut, ganti nama. Jangan sampai terasa seperti setiap hari kita transformasi terus sampai 10 tahun. Nanti seolah-olah tidak ada ujungnya,” katanya.

Supriyadi mengusulkan adanya jeda untuk evaluasi di pertengahan tahun ini. “Kita sudah melewati tujuh bulan, sebaiknya ada satu atau beberapa sesi untuk ‘menepi’ dari rutinitas, mengevaluasi sejauh mana capaian kita. Termasuk sub-goals di tiap lini, apakah sudah mengarah ke ultimate goal yang kita tetapkan di Transformation 2.0,” ujarnya.

Kepala Rektorat ITPLN, Purnomo mengatakan, transformasi adalah proses sulit dan seringkali menyakitkan, namun menjadi satu-satunya pilihan agar kampus ITPLN mampu menarik lebih banyak mahasiswa dan bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

“Kalau kita tidak mau berubah, kita akan selamanya menjadi ulat. Perubahan memang tidak mudah, bahkan orang cenderung bertahan di posisi nyaman. Tapi pilihan kita sekarang hanya satu: bertransformasi,” kata Purnomo.

Dalam kesempatan itu, Purnomo mengajak seluruh civitas akademika merefleksikan perjalanan transformasi yang telah berjalan. Evaluasi, menurutnya, harus mencakup capaian, hambatan yang berhasil dipecahkan, serta dampak nyata program terhadap kemajuan kampus. Program New Transformation ITPLN ini bisa diakses melalui www.itpln.ac.id.

“Jangan sampai progres kita hijau semua, 100 persen, tapi tidak ada dampaknya. Jangan sampai program selesai, tapi kita tetap ulat, bukan kupu-kupu. Milestone transformasi kita 2027, ITPLN harus jadi World Class University,” tegasnya.***

Author: Humas