ENERGI+: Budaya Baru ITPLN untuk Bergerak Cepat & Inovatif

  • Comments: 0
  • Posted by: Humas

JAKARTA — Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi meluncurkan New Core Values atau budaya baru bertajuk ENERGI+, sebuah akronim dari Etika, Nasionalis, Ekselen, Responsif, Global, dan Inovatif yang menjadi simbol semangat baru sivitas akademika dalam menghadapi tantangan zaman.

Peluncuran ini menandai transformasi budaya kerja dan akademik menuju kampus berkelas internasional di bidang energi dan teknologi berwawasan lingkungan.

Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa menegaskan bahwa budaya ini bukan sekadar slogan, melainkan fondasi pembentukan generasi energi masa depan. Menurutnya, ENERGI + menjadi sebuah konsep karakter dan etos kerja yang wajib melekat pada seluruh sivitas akademika ITPLN.

Dalam arahannya, Prof. Iwa menekankan enam nilai utama yang menjadi roh dari “Energi Plus”: etika, nasionalis, ekselen, responsif, global, dan inovatif. Nilai-nilai tersebut, menurutnya, harus benar-benar dihayati dan diterapkan, bukan hanya diucapkan.

“Mari teman-teman sekalian budayakan energi plus—energi, etika, nasionalis, ekselen, responsif, global, inovatif—menjadi budaya di ITPLN. Cukup? Tidak cukup. Plus kita tambahkan,” ujar Prof. Iwa saat Coffee Morning ITPLN, Jum’at, 31 Oktober 2025.

Ia menegaskan bahwa elemen “plus” bukan sekadar tambahan, tetapi identitas khas setiap fakultas dan program studi. “Ciri masing-masing fakultas harus ada. Ciri prodi kita harus ada. Disitulah plusnya,” ujarnya.

Prof. Iwa juga mengajak seluruh mahasiswa dan dosen untuk tidak hanya mengikuti kampanye budaya akademik tersebut, tetapi menjadikannya bagian dari karakter mereka. “Mari kita terangkan menjadi bagian dari jiwa kita. Etika, nasionalis, ekselen, responsif, global, inovatif. Energi plus? Yes!” katanya.

Direktur Training Center ITPLN, Suharto, menjelaskan bahwa konsep ENERGI+ bukan sekadar permainan huruf, melainkan filosofi hidup yang menuntun perilaku seluruh warga kampus.

“ENERGI+ adalah napas baru ITPLN. Ia bukan sekadar simbol, tetapi gerakan moral dan intelektual yang mengajak kita bergerak lebih cepat, beretika, dan inovatif,” kata Suharto.

Logo ENERGI+ dirancang dengan simbol jejaring garis yang saling terhubung, menggambarkan kolaborasi antara manusia, teknologi, dan lingkungan. Di tengahnya, tanda “+” berwarna merah menjadi pusat perhatian — lambang semangat, energi positif, dan nilai tambah. Warna biru dan abu-abu muda dipilih untuk merepresentasikan keseimbangan antara idealisme inovasi dan profesionalisme kerja.

Suharto mengungkapkan, lahirnya budaya ENERGI+ merupakan hasil refleksi panjang dari survei internal terhadap dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga alumni.

Survei tersebut menemukan bahwa budaya lama seperti 5S — Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun — masih dianggap relevan dan patut dipertahankan. Namun, beberapa hal seperti disiplin waktu dan kepedulian terhadap lingkungan kampus dinilai perlu diperbaiki.

“Dari 320 responden, sebagian besar menilai kedisiplinan, terutama soal keterlambatan dan kepedulian terhadap lingkungan, masih harus kita benahi. Karena itu, budaya baru ini hadir untuk memperkuat karakter sivitas ITPLN agar lebih tanggap dan global,” kata Suharto.

Budaya ENERGI+, lanjutnya, merupakan penguatan dari nilai-nilai sebelumnya: Integritas, Terpercaya, Profesional, Luhur Budi, dan Nasionalis. Kini, dengan penambahan semangat Responsif, Global, dan Inovatif, ITPLN ingin menciptakan atmosfer kampus yang lebih kolaboratif dan produktif.

Selain membangun etos akademik, ITPLN juga mendorong terciptanya budaya riset yang kuat dan kedisiplinan dalam kegiatan belajar. “Kita ingin mahasiswa dan dosen menjadi mitra dalam proses pembelajaran dan riset. Mahasiswa bukan hanya penerima ilmu, tapi juga penemu dan pencipta solusi,” kata Suharto.

Ia menambahkan, suasana akademik yang sehat dan inspiratif akan terus dibangun melalui fasilitas kampus yang semakin terbuka, seperti area diskusi, edu café, dan technopark yang kini ramai digunakan mahasiswa.

Peluncuran ENERGI+ menjadi tonggak penting perjalanan ITPLN menuju perguruan tinggi unggul dan berdaya saing global. “Budaya ini adalah energi kita bersama — untuk menyalakan semangat, menebarkan inspirasi, dan membangun masa depan energi yang lebih bersih dan manusiawi,” tutup Suharto.***

Author: Humas