JAKARTA — Mahasiswa Teknik Elektro dari Institut Teknologi PLN (ITPLN) dan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) mulai menjalin sinergi lintas kampus dalam rangka mendukung transisi energi nasional. Kolaborasi ini diharapkan melahirkan inovasi teknologi di bidang ketenagalistrikan dan energi terbarukan.
Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro ITPLN, Rayhan Ananda Santri, menegaskan, kerja sama antarmahasiswa teknik saat ini bukan hanya soal berbagi pengalaman akademik, tetapi juga membangun jejaring profesional yang kuat sejak dini.
“Kami melihat peluang besar jika mahasiswa ITPLN dan PNJ saling bersinergi, khususnya dalam proyek riset dan pengembangan energi terbarukan serta sistem tenaga berbasis digitalisasi,” ujar Rayhan di Jakarta, Minggu, 22 Juni 2025.
Sinergitas ini tercermin dalam studi banding HME FKET IT-PLN ke Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), belum lama ini. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi kedua perguruan tinggi untuk bertemu langsung, berdiskusi, serta saling bertukar pengalaman dengan rekan-rekan sevisi di bidang teknik elektro.
“Selama kunjungan, banyak insight baru yang kami dapatkan, mulai dari sistem organisasi, pengelolaan program kerja, hingga inovasi kegiatan kemahasiswaan yang inspiratif. Kami percaya, dengan belajar dari pengalaman orang lain, kami bisa membentuk pola pikir yang lebih terbuka dan progresif dalam membangun himpunan yang berdaya saing,” katanya.
Ke depan, pihaknya berharap agar mahasiswa dari kedua kampus ini tidak hanya bertemu di ajang lomba, tetapi bersama-sama membangun solusi nyata untuk masalah kelistrikan di Indonesia.
ITPLN sebagai kampus yang fokus di bidang energi memiliki keunggulan dalam manajemen sistem tenaga dan pengembangan energi terbarukan, sedangkan PNJ dinilai kuat di sisi aplikatif teknologi industri.
Sinergi dua institusi vokasi ini diharapkan dapat menghasilkan karya inovatif, seperti pengembangan inovasi dalam mempercepat transisi energi di tanah air.
Rayhan menambahkan, di tengah meningkatnya kebutuhan akan ketahanan energi nasional, mahasiswa teknik tidak bisa lagi hanya berdiam diri di laboratorium. Mahasiswa harus turut hadir sebagai problem solver di lapangan.
“Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa teknik elektro bukan hanya mahir secara akademik, tapi juga mampu memberi kontribusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Langkah awal kolaborasi ini telah dimulai melalui diskusi antarpengurus himpunan mahasiswa kedua kampus. Ke depan, kerja sama akan dilanjutkan dengan proyek bersama dan kunjungan laboratorium.
“Semoga kolaborasi ini tidak hanya berhenti di tataran mahasiswa, tetapi juga mendorong kerja sama antar-kampus secara institusional,” kata Rayhan.
Inisiatif ini menjadi cerminan pentingnya ruang kolaborasi antar-mahasiswa teknik untuk ikut menjawab tantangan masa depan energi di Indonesia.***