Di Kampus ITPLN, Direktur Arsyadany Ungkap Pentingnya Digitalisasi Distribusi Listrik

  • Comments: 0
  • Posted by: Humas

JAKARTA — PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya dalam mengakselerasi digitalisasi sistem distribusi kelistrikan sebagai fondasi utama menghadapi era transisi energi nasional.

 

Hal ini disampaikan Direktur Distribusi PT PLN (Persero), Arsyadany Ghana Akmalaputri, dalam International Seminar and Training International on Official Development Assistance (ODA) bertema Advanced Metering Infrastructure (AMI) Implementation in West Java di Institut Teknologi PLN (ITPLN), Jakarta.

Menurut Arsyadany, sistem digitalisasi distribusi listrik saat ini mungkin belum dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat. Namun, digitalisasi justru merupakan pondasi penting bagi transformasi menyeluruh yang memungkinkan PLN menjawab tantangan masa depan, khususnya integrasi energi terbarukan.

“Digitalisasi membuat kami mampu memantau dan mengelola pasokan listrik secara real-time, serta menyusun strategi berdasarkan aspirasi energi masa depan pelanggan,” ujar Arsyadany saat memberikan kuliah umum dalam seminar itu, dikutip Selasa, 22 Juli 2025.

 

Transformasi distribusi ini menjadi bagian dari langkah besar PLN dalam menjadikan perusahaan lebih dari sekadar penyedia listrik—yakni sebagai mitra kehidupan pelanggan. Salah satu pilar utama dari inisiatif digitalisasi ini adalah penerapan Advanced Metering Infrastructure (AMI)—teknologi pengukuran listrik berbasis smart meter yang terintegrasi dalam satu sistem digital.

 

“AMI tak hanya soal pembacaan meter. Ini soal transparansi, efisiensi, dan keterlibatan aktif pelanggan sebagai prosumer,” ucap Arsyadany.

 

Apa Itu AMI dan Bagaimana Cara Kerjanya?

 

AMI memungkinkan komunikasi dua arah antara pelanggan dan PLN. Sistem ini terdiri atas lima komponen utama, yakni Smart Meter, yang merekam konsumsi listrik secara real-time. Jaringan Komunikasi, menggunakan GSM, RF, PLC, atau fiber optic.Head-End System, sebagai pusat pengumpul dan pengolah data meter.

 

Selain itu ada Meter Data Management System (MDMS), untuk menyimpan, menganalisis, dan integrasi sistem. Serta Streaming Platform, yang menyuplai data real-time ke sistem operasional PLN seperti SCADA dan ADMS.

 

Dengan sistem ini, pelanggan bisa memantau konsumsi listrik harian, mengatur efisiensi, hingga mencatat pengembalian daya dari sumber mandiri seperti solar rooftop.

 

34 Juta Smart Meter: Peta Jalan Digitalisasi Nasional

Menurutnya, PLN telah menyusun peta jalan selama 15 tahun untuk penerapan AMI nasional, dengan target 34 juta smart meter terpasang di seluruh Indonesia. Program ini dibagi ke dalam empat fase:

 

-Solo Early Commercial (2023–2024): Uji coba dan penguatan kesiapan operasional. Terpasang 1,36 juta meter.

-Fase Stabilisasi (2025–2027): Penguatan infrastruktur dan SDM, target 7,54 juta meter.

-Fase Percepatan (Ramp-Up): Akselerasi besar-besaran hingga 16,52 juta meter.

-Fase PACE: Adopsi skala penuh hingga 34 juta meter dengan standar nasional.

 

“Transformasi ini bukan sekadar proyek teknologi. Ini perubahan cara PLN berinteraksi dengan pelanggan,” kata Arsyadany.

 

Pada fase awal 2023–2024, PLN berhasil memasang lebih dari 1 juta smart meter AMI di delapan Unit Induk Distribusi (UID), yakni Jakarta, Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Jumlah ini mencakup total 1,3 juta pelanggan, dengan dukungan sekitar 11.000 unit data concentrator dan 11.000 km jaringan fiber optic.

Kolaborasi Nasional dan Global

 

Di lokasi yang sama, EVP Strategic Distribution Planning PLN, Rendroyoko Ignatius, menyebut teknologi AMI membuka jalan bagi masyarakat menjadi produsen listrik (prosumer), seperti melalui solar PV atap rumah.

 

“Dengan AMI, pelanggan tak sekadar memakai listrik, tapi bisa berkontribusi ke sistem. Konsumsi jadi transparan dan bisa dikelola,” kata Rendroyoko.

 

PLN juga menggandeng mitra global seperti Korea dan China dalam pengembangan teknologi ini, serta menjalin kemitraan riset dengan ITB. Dalam hal ini, PLN juga melibatkan ITPLN sebagai ujung tombak pendidikan dan pengembangan SDM di bidang smart grid.

 

“ITPLN bukan sekadar memiliki hak untuk terlibat, tapi juga tanggung jawab. Mahasiswa ITPLN harus siap menjadi pelaku utama transformasi sistem kelistrikan nasional,” tegasnya.

 

Dengan fondasi digital yang semakin kokoh, PLN bergerak menuju sistem kelistrikan masa depan—lebih andal, efisien, dan berkelanjutan.***

Author: Humas