Jakarta, ITPLN News (18/12/2023) – PT PLN Icon Plus bersama Institut Teknologi PLN (ITPLN) melaksanakan implementasi perangkat pada labolatorium Virtual Reality (VR) ITPLN. Hal tersebut sejalan dengan komitmen ITPLN dalam menghasilkan lulusan yang mandiri, unggul dan profesional di sektor energi dan kelistrikan Tanah Air.
Pasalnya, untuk mencapai hal tersebut tentunya harus diimbangi dengan adanya fasilitas yang mendukung, seperti halnya labolatorium. Labolatorium merupakan salah satu fasilitas atau tempat mengasah keahlian dan kemampuan para mahasiswa ITPLN. Secara keseluruhan ITPLN memiliki sebanyak 29 labolatorium dari empat fakultas, yakni Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan (FKET), Fakultas Telematika Energi (FTEN), Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi (FTBE), dan Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (FTIK).
Pada, Senin (18/12/2023) PLN Icon Plus mengunjungi labolatorium VR ITPLN yang berada dibawah FTEN untuk menyerahkan perangkat Lab VR ITPLN yang telah dibuat bersama. Lab VR ini merupakan laboratorium teknik digital berbasis mobile virtual reality yang memanfaatkan teknologi, dengan VR seseorang dapat mengetahui dan merasakan sesuatu yang ditempat yang sebenarnya.
Rektor ITPLN Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M.K., M.T., menyambut hangat kunjungan yang dilakukan oleh tim dari PLN Icon Plus dan didampingi oleh Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik ITPLN Prof. Ir. Syamsir Abduh M.M., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Warek II Bidang Sumber Daya Manusia & Keuangan, Kuswowo, S.E., M.M., M.Ak., Warek IV Bidang Kerja sama dan Usaha, Dr. Ir. Pawenary. M.T., MPM., IPU., ASEAN Eng., para Dekan dan Dosen ITPLN.
Diketahui PLN Icon Plus bersama ITPLN menjalin kerjasama terhadap pengembangan Laboratorium VR yang berada di ITPLN. Di mana nantinya lab ini selain digunakan untuk praktikum mahasiswa ITPLN, dan juga menjadi tempat pelatihan bagi pegawai PLN Group. Tim dari PLN Icon Plus dihadiri oleh Account Manager PLN Icon Plus Indah, Pengembangan Aplikasi Achmad Fauzi, Adzhani Razandistiawan dan Farhan serta Dhanty.
Adzhani Razandistiawan pada kesempatan tersebut mempresentasikan salah satu program teknologi VR yang digunakan untuk kegiatan survei topografi untuk pembangunan sebuah proyek kelistrikan. “Dengan VR ini sangat memudahkan dalam kegiatan survei lokasi dan topografi sebuah proyek kelistrikan yang berada di remote area dan lainnya. Kita juga bisa langsung mengukur kedalaman air dan lebar sungai, dan tanah yang akan dijadikan proyek kelistrikan,” ujar Adzhani.
“Jadi, kita tidak perlu datang bulak-balik ke lokasi. Cukup sekali saja untuk memetakan dan memasukkan ke dalam program VR, dan sudah bisa menjalankannya secara virtual,” sambungnya.
Sementara itu, Prof. Iwa menyambut baik kerjasama yang dijalankan oleh PLN Icon Plus dengan ITPLN. “Saya berharap lab VR ITPLN ini menjadi keunggulan ITPLN dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) dibidang energi dan kelistrikan. Tidak hanya dibidang pembangkitan saja, melainkan dibidang teknologi digitalisasi,” ucapnya.
Hadapi Tantangan Global
Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Prof. Iwa, tantangan diera industri 4.0 ini akan sangat beragam, salah satunya yakni akan ada sebanyak 23 juta pekerjaan yang akan digantikan oleh automation hingga 2030. Di sisi lain ada peluang 27 – 46 juta pekerjaan baru dapat lahir dan 10 juta diantaranya belum pernah ada. “Ini merupakan tantangan untuk penyiapan skill dan kompetensi baru. Diperlukan SDM yang adaptif, agile, complexs problem solver dan entrepreneurship,” imbuhnya.
Di sisi lain saat ini Indonesia dihadapkan pada era transisi energi yang telah menjadi kesepakatan dunia, dan ITPLN menjawab tantangan tersebut dengan mendidik mahasiswanya agar menjadi lulusan yang siap kerja dan juga menyiapkan diri menjadi world class university. Program transformasi adalah strateginya. Transformasi jilid pertama telah dilakukan 2020 lalu dengan merubah status perguruan dari sekolah tinggi menjadi Institut. Kini transformasi jilid kedua dilakukan dengan berbagai terobosan (breakthrough) untuk menjadi perguruan tinggi berkelas internasional.
“Salah satu program andalan adalah kurikulum 4 – 4 – 2, yaitu 40 persen teori, 40 persen problem solving dan 20 persen kuliah industri. Kurikulum ini sangat adaptif dalam menyiapkan mahasiswa agar menjadi lulusan yang siap kerja. Teori bisa diperoleh di manapun. Karena itu kuliah teori cukup 40 persen saja. Selebihnya mahasiswa belajar problem solving dan diberi akses ke industri melalui kunjungan atau kuliah tamu,” tutur Prof Iwa.
Selain itu, dengan pola pembelajaran 442 ini mahasiswa ITPLN juga mendapatkan kemudahan untuk magang di seluruh instalasi milik PLN. “Ini merupakan bentuk keistimewaan karena dengan demikian akses ke dunia industri kelistrikan demikian mudah,” tutupnya. **)