Tim Institut Teknologi PLN (ITPLN) bersama tim PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY (UIDJTY) serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Propinsi Jawa Tengah melakukan survey calon lokasi pengolahan sampah model Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) menjadi bahan bakar refuse derived fuel (RDF) di desa Bandongan, Gandusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magengan Jawa Tengah, Selasa 23 Mei 2023. Menurut rencana tempat tersebut akan menjadi lokasi TOSS yang dikelola ITPLN dengan dukungan program tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN.
Tim ITPLN dipimpin oleh Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Usaha Dr. Ir. Pawenary, MT IPU, ASEAN. Eng, sedang tim PLN UIDJTY dipimpin oleh Senior Manager Komunikasi dan Umum Ahmad Mustaqir dan tim DLHK Jawa Tengah dipimpin oleh Kepala Bidang Persampahan Tri Hastuti. Hadir pula Sekretaris Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang Ismail.
TOSS yang merupakan hasil karya sivitas akademika ITPLN adalah konsep pengolahan sampah yang menghasilkan waste pellet/briquette sebagai sumber energi melalui proses peuyeumisasi. Masalah sampah khususnya di perkotaan telah menjadi perhatian khusus pemerintah daerah hingga pusat karena tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) telah melebihi daya tampung yang tersedia. Selain itu, dampak negatif penumpukan sampah di TPA adalah pencemaran lingkungan, baik udara, tanah dan juga air.
Berbagai usaha pengolahan sampah yang telah dan sedang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat dan daerah belum berjalan sementara jumlah sampah semakin bertambah. Demikian juga berbagai inisiatif kelompok masyarakat seperti model Bank Sampah masih jauh kemampuannya dibandingkan dengan volume sampah yang ada.
Adanya keprihatinan terhadap permasalahan sampah tersebut, dan untuk melengkapi program-program pengolahan sampah yang sedang berjalan, IT PLN menawarkan model TOSS dengan proses peuyeumisasi. Model ini tidak memerlukan proses pemilahan awal yang rumit dan menghasilkan produk berupa briket atau pelet yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga hingga industri.
TOSS pertama kali dicetuskan pada kurun waktu tahun 2015-2016 di Kelurahan Pondok Kopi, Jakarta Timur dan kemudian diimplementasikan lebih nyata dengan dukungan Pemerintah Daerah di Klungkung, Bali pada tahun 2017 ditandai dengan dialihfungsikannya Tempat Pembuangan Sampah Akhir di TPA Sente, Klungkung Bali.
TOSS di Kabupaten Klungkung, Bali ini mendapatkan sejumlah pengakuan dari Pemerintah, diantaranya adalah Top40 Best Public Innovation dari Kementerian PAN & RB, LLDIKTI III Kemenristek Dikti di bidang Energi Terbarukan Kandidat Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disamping Klungkung, TOSS diterapkan pula di kota Tegal, Kepurun Yogyakarta, PLN Toboali, percontohan di SMK Negeri 2 Kota Bekasi dan dicontoh oleh berbagai instansi baik negeri maupun swasta. Konsep TOSS ini akhirnya banyak dipakai oleh instansi-instansi lain namun paten dari TOSS ini ada di ITPLN.
Dr. Pawenary mengatakan bahwa program pengolahan sampah ini mengandung banyak manfaat positif diantaranya mengurangi pembuangan ke TPA karena sampah akan diolah langsung di sumbernya, output yang dihasilkan dalam bentuk RDF dapat dimanfaatkan cofiring ke PLTU Cilacap maupun skala industri dan rumah tangga, mengurangi biaya transportasi dari TPS 3R ke TPA. Selain itu hasil penjualan dapat menambah honor pekerja yang selama ini minus serta mempertahankan produk samping magot dan kompos serta plastik dapat dijual.
Ahmad Mustaqir mengatakan pada prinsipnya PLN akan mendukung program pengolahan dan pengelolaan sampah melalui model TOSS di kota Magelang dan siap untuk membantu agar tercapai kota Magelang yang bersih dari sampah.
Sementara Tri Hastuti mengatakan bahwa sebagai destinasi wisata, Magelang yang terkenal dengan adanya salah satu keajaiban dunia berupa candi Borobudur menjadi sorotan dunia internasional. ”Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PLN dan ITPLN yang peduli terhadap kebersihan dan permasalahan sampah di kota Magelang” pungkasnya.