JAKARTA – Lembaga Terapan (Lemtera) Institut Teknologi PLN (ITPLN) tengah berbenah. Di tengah fokus pemerintah mempercepat transisi energi, unit unggulan kampus milik PLN ini memegang peran strategis: riset terapan, konsultasi energi, pelatihan, hingga pengembangan teknologi tepat guna.
Di sinilah nakhoda baru Lemtera dipasang. Ia adalah Warsono, teknokrat yang lama bekerja di jantung perusahaan listrik negara.
Sebelum menjejakkan kaki di ITPLN, jabatan terakhir Warsono di PLN adalah Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalisteikan. Posisi yang memaksanya berjibaku dengan angka, peta jaringan, dan proyeksi permintaan listrik di negeri kepulauan yang kebutuhan energinya bergerak lincah.
Dari ruang kerjanya di PLN, ia ikut menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034—dokumen induk yang menentukan arah kelistrikan nasional satu dekade ke depan.
Pria kelahiran Cilacap, 8 Mei 1969 itu menenteng rekam jejak panjang. Namun kesan pertama yang muncul ketika ia hadir di lingkungan kampus ITPLN justru kesederhanaan: ramah, tak banyak basa-basi, dan jauh dari sikap menggurui.
“Untuk menyukseskan RUPTL 2025–2034, ITPLN harus hadir sebagai bagian penting transisi energi,” ujar Warsono saat ditemui belum lama ini.
Mandat Besar Lemtera
Warsono paham betul beban yang kini ia pikul. Lemtera ITPLN, ujarnya, harus menjadi jembatan antara akademik dan industri; antara laboratorium dan kebutuhan nyata masyarakat. Kerja sama lintas sektor—PLN Group, kementerian/lembaga, BUMN, hingga perusahaan swasta—menjadi kunci.
“Sebagai lembaga konsultasi energi dan kelistrikan terdepan, Lemtera harus menjadi pilihan utama pelanggan. Lemtera ITPLN memiliki keunggulan pada kemampuan ekspert yang menggabungkan antara aspek akademis dan pengalaman lapangan. Sehingga diharapkan kajiannya akan sesuai dengan kebutuhan di lapangan” katanya.
Industri energi bergerak cepat. Elektrifikasi transportasi, integrasi energi terbarukan, optimalisasi sistem tenaga, hingga audit energi di berbagai sektor menuntut respons dengan presisi tinggi.
Warsono merumuskan peta jalan Lemtera ITPLN dengan cermat: memperluas jasa kajian ketenagalistrikan, menguatkan kualitas konsultasi teknik, membangun jejaring industri, serta mendorong penetrasi layanan ke proyek strategis nasional.
“Lemtera harus adaptif. Jangan menunggu dipanggil, tapi hadir dengan solusi,” ucap ayah dari dua anak dan kakek dari satu cucu ini.
Meski baru menjabat, sejumlah terobosan sudah ia siapkan. Prinsipnya sederhana: pengalaman lapangan mesti bertemu inovasi kampus hingga melahirkan keunggulan kompetitif.
Teknokrat Berpikir Rapi
Selama berkarier di PLN, Warsono memiliki pengalaman yang luas mulai dari menjaga stabilitas frekuensi, umur peralatan transmisi, strategi operasi dan pemeliharaan jaringan 150–500 kilovolt, operational excellence, hingga enjiniring, perencanaan pengadaan, dan perencanaan sistem ketenagalistrikan. Lulusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada itu kemudian meraih gelar Master of Philosophy (M. Phil) School of Cumputing and Creative Technolgies dari University of Abertay Dundee, Inggris. Di lingkungan PLN, ia dikenal teknokratis dan enggan mengambil keputusan tanpa data.
“Banyak yang mengira listrik itu tinggal nyala. Padahal ekosistemnya sangat kompleks,” tuturnya.
Karena itu ia menegaskan pentingnya posisi Lemtera sebagai penerjemah tantangan industri energi menjadi rekomendasi teknis yang presisi—tanpa kehilangan pijakan akademik. Terlebih, kebutuhan energi bersih ke depan sangat besar. Angkanya, menurut dia, mencapai Rp 3.000 triliun.
“Lemtera harus lebih dari sekadar menjalankan proyek. Ia harus menginisiasi ide-ide baru. Kalau Lemtera bisa menjembatani teori dan praktik, itu sudah langkah besar,” tutur pria yang hobi jalan kaki, membaca dan menulis itu
Di atas semua strategi itu, satu hal yang terus ia tekankan berulang adalah integritas. Baginya, kredibilitas Lemtera ITPLN hanya bisa dibangun melalui bagusnya kualitas pekerjaan. Termasuk solusi yang ditawarkan Lemtera harus benar dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Solusi yang kita tawarkan harus benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Kita bukan hanya mengikuti arus transisi energi—kita harus mempercepatnya,” ungkap suami dari Wahyuningsih
Kini, dengan modal jam terbang tinggi di kelistrikan nasional dan visi yang jelas, Warsono membawa warna baru ke Lemtera ITPLN. Kampus dan industri menunggu apa yang akan lahir dari laboratorium riset kampus energi ini.
Jejak Karier Warsono:
-EVP Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan
-EVP Transmisi Sulawesi, Maluku, Papua & Nusa Tenggara
-General Manager Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat
-EVP Perencanaan Pengadaan Strategis
-Kepala Divisi Enjiniring & Perencanaan Pengadaan
-GM Unit Induk Transmisi Jawa Timur & Bali