SMAIT Insantama Bogor Belajar Pengelolaan Sampah jadi Energi ke ITPLN

  • Comments: 0
  • Posted by: Humas

JAKARTA – Sejumlah siswa dan guru SMA Islam Terpadu (SMAIT) Insantama Bogor melakukan kunjungan ke Institut Teknologi PLN (ITPLN) untuk belajar pengelolaan sampah. Kunjungan ini bagian dari program Latihan Kepemimpinan dan Manajemen tingkat Menengah (LKMM) yang merupakan bagian dari Latihan Kepemimpinan dan Manajemen tingkat Akhir (LKMA).

Direktur Kesiswaan Yayasan Insantama Cendekia (YIC), Karebet Widjajakusuma, mengatakan kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut program kepemimpinan siswa setelah melakukan asesmen persoalan lingkungan di Desa Nanggrang, Bogor. Salah satu temuan terbesar adalah persoalan pengelolaan sampah yang belum tertangani secara sistematis.

“Saya mendampingi anak-anak pengurus OSIS SMAIT Insantama untuk menjajaki kolaborasi dengan ITPLN. Sebelumnya, mereka sudah pernah melakukan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen tingkat Menengah di Desa Nanggrang, Bogor karena di sana ada persoalan lingkungan yaitu pengelolaan sampah,” ujar Karebet di kampus ITPLN, Senin, 24 November 2025.

Dari hasil assessment SMAIT Insantama Bogor, ungkapnya, banyak warga yang masih buang sampah sembarangan. Menurutnya, pemerintah desa setempat telah menyiapkan lahan khusus untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai langkah awal pembenahan pengelolaan sampah.

Namun, ungkapnya, anak-anak sekolah ini merekomendasikan agar sampah di desa tersebut diolah menjadi energi. Untuk itu, pihaknya mengajak mereka ke ITPLN yang dikenal sebagai kampus transisi energi agar dapat memberikan rekomendasi teknis berdasarkan hasil asesmen lapangan tersebut.

“Anak-anak itu perlu wujud dari seperti apa sih pengelolaan sampah itu. Karena yang sedang dihadapi itu bagaimana ini ingin coba diterapkan di desa. Apakah skala pengolahan sampah itu harus besar atau seperti apa? Nah tadi itu dengan datang ke lab waste to energi milik ITPLN jadi tahu bahwa ternyata, secara kebutuhan itu bisa saja diterapkan di desa. Hanya nanti tingkat skalanya saja yang lebih kecil,” tuturnya.

Nantinya, ucap Karebet, peserta LKMM ini akan mengadakan LKMA dengan mengunjungi China, Hongkong, dan Singapura dengan tujuan utamanya adalah melaksanakan studi komparasi dengan topik kepemimpinan, manajemen pembangunan terkait waste management.

Kepala Rektorat ITPLN, Purnomo menyambut baik inisiatif siswa Insantama. Ia menilai kepedulian terhadap isu sampah perlu ditanamkan sejak dini.

“Siapa yang bertanggung jawab atas keselamatan bumi? Kita semua. Kesadaran ini harus dibangun sejak muda,” kata Purnomo.

Ia menjelaskan bahwa pengelolaan sampah memang menjadi isu panjang dan penuh tantangan. Diakuinya, sejumlah kebijakan yang membuat pilot project PLTSa dari pemerintah sebelumnya disebut tidak berjalan optimal. Namun, bila sampah berhasil diolah menjadi energi, potensi ekonominya besar.

“Bagi pemda, sampah itu beban. Tapi kalau sudah jadi listrik, ini menarik. Kalau kerja sama dengan Jakarta nanti berjalan, itu bisa jadi ikon ITPLN ke depan. Teman-teman SMAIT Insantama bisa ikut terlibat,” kata Purnomo.

ITPLN juga membuka peluang kerja sama lebih luas, termasuk program ikatan kerja PLN bagi lulusan SMAIT Insantama Bogor. Untuk itu, pihaknya mengajak lulusan SMAIT Insantama Bogor untuk bergabung jadi keluarga besar ITPLN.

“Leadership mereka sudah bagus. Ketika masuk ke ITPLN nanti, kemampuan akademik dan non-akademik mereka akan lebih berkembang,” ucapnya.

Di akhir pernyataannya, ia menegaskan bahwa akar persoalan sampah harus ditangani sejak hulu. Salah satunya dengan cara memilah sampah dari sumber yang diyakini bisa membuat biaya pengelolaan jauh lebih murah.***

Author: Humas