ITPLN Bekali Mahasiswa Cara Ampuh Hadapi Bullying: Pilih Bangkit Saat Jatuh

  • Comments: 0
  • Posted by: Humas

JAKARTA – Institut Teknologi PLN (ITPLN) menggelar Seminar Kesehatan Mental bertema “Stand Up To Bullies: Be a Buddy not a Bully” pada Selasa, 18 November 2025 kemarin. Seminar yang menghadirkan psikolog Yulianita Andromeda itu mengupas dinamika perundungan dan pentingnya ketahanan mental bagi mahasiswa.

“Kesehatan mental itu bukan sekadar tidak adanya gangguan, tetapi kondisi ketika seseorang mampu berkembang secara fisik, emosional, dan sosial,” ujar Yulianita membuka paparan dengan pemahaman dasar mengenai kesehatan mental.

Menurutnya, efikasi diri dan kemampuan aktualisasi turut menentukan kesiapan mahasiswa menghadapi tantangan akademik. Dalam kesempatan ini, Yulianita mengajak peserta menelaah fenomena bullying yang masih marak di dunia pendidikan.

“Bullying tidak pernah berdiri sendiri. Ada dinamika psikologis yang mendorong pelaku dan menekan korban,” katanya.

Melalui tayangan video, peserta diperlihatkan dampak emosional yang bisa menetap hingga dewasa. Tak hanya itu, Yulianita juga mengupas soal resiliensi. Dia menegaskan, resiliensi bukan bakat bawaan, melainkan kemampuan seseorang yang menjadi fondasi mental yang membantu mahasiswa bertahan dalam tekanan.

“Ini proses internal seseorang dalam mengelola pikiran dan emosinya agar tetap berfungsi meskipun hidup menekan,” ucapnya.

Ia memerinci sejumlah aspek resiliensi, mulai dari regulasi emosi hingga pandangan positif terhadap masa depan. Hubungan positif dengan orang sekitar disebut menjadi penyangga penting ketika seseorang berada dalam situasi sulit.

“Kemampuan bangkit itu dibangun, bukan muncul tiba-tiba,” kata Yulianita.

Salah satu cara untuk meningkatkan resiliensi, ungkap Yulianita, yakni teknik melihat persoalan dari sudut pandang lebih luas (helicopter view) hingga penetapan tujuan realistis. Tidak hanya itu, dimensi spiritual pun disebut dapat memperkuat makna hidup seseorang.

“Ketika kita tahu apa yang ingin dicapai, kita tidak mudah runtuh oleh tekanan,” tuturnya.

Selain membangun diri, Yulianita menekankan pentingnya peran lingkungan. Ia mengajak mahasiswa saling mendukung agar budaya perundungan tidak memiliki ruang untuk tumbuh.

“Empati itu bukan teori. Ini tindakan nyata untuk membuat kampus menjadi ruang yang aman. Resiliensi bukan berarti tidak pernah jatuh, tapi memilih untuk bangkit setiap kali terjatuh,” katanya.

ITPLN berharap kegiatan ini mendorong mahasiswa semakin peka terhadap kesehatan mental, menolak segala bentuk bullying, dan menjadi “buddy” yang saling menjaga satu sama lain.***

Author: Humas