JAKARTA — Perkumpulan Keluarga Pensiunan Listrik Negara (IKPLN), membuka peluang kolaborasi dengan Training Center Institut Teknologi PLN (ITPLN) untuk memperkuat kebutuhan sertifikasi assesor bagi pensiunan PLN dan upskilling tenaga pelayanan teknik (Yantek) yang selama ini belum memiliki lembaga pelatihan terpadu.
Ketua Umum IKPLN, Syamsul Huda, menyatakan para pensiunan PLN memiliki kompetensi memadai untuk terlibat sebagai asesor maupun peserta dalam program sertifikasi yang dijalankan ITPLN.
“Sebagian pensiunan siap menjadi asesor, sebagian lainnya menjadi peserta. Ini menarik karena kompetensi mereka masih sangat relevan,” ujar Huda di kampus ITPLN, kemarin.
Selain itu, ungkapnya, sejumlah unit PLN di berbagai daerah juga membutuhkan peningkatan kompetensi petugas pelayanan teknik (Yantek) yang merupakan tenaga vendor penanganan gangguan. Menurutnya, biaya upskilling belum dapat dimanfaatkan optimal karena tidak ada lembaga penyedia pelatihan yang terstruktur.
“Biaya upskilling sering terpakai untuk kegiatan lain karena memang belum ada lembaga yang mengelola itu. Padahal PLN dituntut menjaga kualitas layanan. Kalau peluang ini disambut, ITPLN bisa menyiapkan modul, IKPLN menyediakan tenaga ahlinya,” kata Syamsul.
Ia menilai kolaborasi ini berpotensi diterapkan secara nasional, mengingat kebutuhan peningkatan kompetensi teknisi jaringan listrik serupa dengan industri penerbangan yang mengandalkan lembaga khusus dalam menyiapkan tenaga supporting seperti pramugari.
Direktur Training Center ITPLN, Suharto, mengakui bahwa kebutuhan pelatihan atau upskilling Yantek sangat besar. Ia menyebut sejumlah program telah berjalan di berbagai daerah dan melibatkan para pensiunan PLN sebagai pelatih.
“Dulu, saya memberikan pelatihan untuk Petugas Yantek Di Banten hingga 160 petugas, sedangkan di Jawa Timur 260 petugas, terutama operator gardu induk dan Skada. Sekarang juga berlangsung pelatihan di Sumenep,” kata Suharto.
Selama ini, ucapnya, ITPLN harus menyiapkan instruktur dari Jakarta meski pelatihannya ada di daerah. Hal ini menyebabkan biaya operasional yang dikeluarkan menjadi tinggi.
Sehingga, lanjutnya, pelibatan pensiunan PLN di berbagai daerah menjadi solusi praktis dan efisien dalam program upskilling petugas Yantek dan program lainnya di daerah.
“Dengan MoU antara ITPLN dan IKPLN, semuanya akan berjalan sebagai institusi. Ini penting agar ada pemerataan dan standar yang jelas, tanpa sekadar memilih orang yang ‘itu-itu saja’,” kata Suharto.
Kerja sama tersebut diharapkan memperkuat ekosistem peningkatan sumber daya manusia, menutup kekosongan lembaga pelatihan, sekaligus mengoptimalkan potensi pensiunan PLN yang masih aktif berkarya untuk mewujudkan transisi energi bersih.***