JAKARTA — Paguyuban Sunda Institut Teknologi PLN (ITPLN) mendorong pemerintah daerah untuk menggandeng perguruan tinggi dalam pengembangan dan optimalisasi program Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
Menurut Ketua Paguyuban Sunda, Rifki Akmal Muflih, kampus memiliki kapasitas riset dan sumber daya yang dapat mempercepat transformasi teknologi energi ramah lingkungan di Indonesia. Hal ini dia sampaikan saat Open House Mahasiswa Sunda ITPLN 2025, belum lama ini.
“PSEL jangan hanya jadi proyek fisik, tapi juga gerakan ilmiah. Pemerintah daerah perlu melibatkan kampus agar inovasi dan riset bisa diterapkan langsung di lapangan,” ujar Rifki di kampus ITPLN, Senin, 13 Oktober 2025.
Program PSEL merupakan inisiatif nasional yang digagas pemerintah untuk mengurangi timbunan sampah dan mengubahnya menjadi energi listrik. Melalui teknologi waste-to-energy (WTE), PSEL diharapkan dapat menjawab dua persoalan sekaligus: krisis pengelolaan sampah dan kebutuhan energi bersih di perkotaan.
Rifki menilai, pelibatan perguruan tinggi seperti ITPLN menjadi langkah strategis. ITPLN, kata dia, telah memiliki laboratorium WTE (Waste to Energy) yang selama ini menjadi pusat penelitian dan pengembangan teknologi konversi sampah menjadi energi listrik. “Kampus ini sudah punya pengalaman riset dan simulasi WTE. Mahasiswa dan dosen siap mendukung implementasi di daerah,” tegasnya.
Dalam kegiatan open house yang dihadiri ratusan mahasiswa baru dan alumni, Rifki menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi dalam mewujudkan Indonesia bebas sampah menuju 2040. Ia menambahkan, sinergi dengan perguruan tinggi bukan hanya soal penelitian, tapi juga pemberdayaan masyarakat sekitar proyek PSEL.
“Kampus bisa menjadi jembatan edukasi bagi masyarakat agar memahami pentingnya pemilahan sampah sejak rumah tangga. Jadi, bukan sekadar teknologi, tapi juga perubahan perilaku,” tutur Rifki.
Open house Paguyuban Sunda ITPLN tahun ini juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antarangkatan mahasiswa Sunda serta alumni. Kegiatan tersebut menampilkan diskusi budaya, sesi motivasi, dan pengenalan unit kegiatan mahasiswa. “Kami ingin mahasiswa baru tidak hanya belajar di kelas, tapi juga membangun karakter dan jejaring sosial,” kata Rifki.
Ia berharap semangat kebersamaan dan kepedulian lingkungan yang tumbuh di kalangan mahasiswa Sunda ITPLN dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda lain. “Kalau anak muda peduli pada sampah dan energi, masa depan hijau Indonesia bukan lagi mimpi,” katanya.***