JAKARTA – Langkah Butet Puspasari Indah Astiari, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM terhenti di lobby utama kampus Institut Teknologi PLN (ITPLN). Lulusan Teknik Elektro ITPLN tahun 2023 itu mengenang masa studinya dulu, suara mahasiswa yang bergegas menuju kelas, pepohonan rindang yang sejak dulu jadi peneduh, hingga bangku-bangku taman yang diam-diam menyimpan cerita pertemanan.
Bagi Puspa, ITPLN bukan sekadar kampus. Di sinilah ia menempuh perjalanan akademik, menata mimpi, dan membangun jejaring yang kemudian membawanya melangkah lebih jauh dalam karier. Kini, ketika kembali, bukan hanya nostalgia yang datang, tapi juga rasa syukur hingga memberikan transfer knowledge untuk adik adik tingkatnya dalam sharing session alumni ITPLN saat acara ESDM Goes to Campus.
“NIM saya masih hafal: 2008-11-176,” ucap Puspa yang merupakan lulusan Teknik Elektro ITPLN angkatan 2008. Puspa yang lulus tahun 2013 itu, resmi menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM sejak 2014.
Kini, lebih dari satu dekade berseragam abdi negara, Puspa menjabat Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda. Perannya tak main-main: merumuskan regulasi dan standar teknis yang menjadi fondasi sistem kelistrikan nasional.
“Kalau sering dengar PUIL—Persyaratan Umum Instalasi Listrik—nah, itu salah satunya disusun di tempat kami. Saya termasuk dalam tim penyusunnya,” tutur Puspa dalam sebuah forum alumni ITPLN.
Lahir di Denpasar pada 9 Juli 1990, Puspa tumbuh dengan kecintaan pada dunia teknik. Semasa kuliah, ia dibimbing almarhum Djiteng Marsudi, dosen ITPLN yang menurutnya sangat berkesan.
“Saya ingat betul ruangannya. Di situlah saya ditempa hingga akhirnya bisa menyelesaikan tugas akhir,” kenangnya.
Begitu masuk ESDM pada 2014, Puspa merasakan atmosfer unik: banyak alumnus ITPLN mengisi kursi di Ditjen Gatrik. Dari 60 CPNS saat itu, sekitar 10 persen berasal dari almamater yang sama. “Kita harus bangga, Teknik Elektro ITPLN punya kontribusi besar di kantor Kementerian ESDM,” ucapnya.
Merumuskan Standar Listrik Negeri
Pekerjaan Puspa tak sekadar duduk di balik meja. Ia aktif di Pokja Standarisasi, yang bertugas menyusun Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk berbagai perangkat listrik—mulai dari trafo hingga turbin. Selain itu, ia terlibat dalam Pokja Sertifikat Laik Operasi (SLO), Pokja Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik, hingga Pokja Sertifikat Badan Usaha.
“Prinsip keselamatan ketenagalistrikan adalah andal, aman, dan ramah lingkungan. Untuk mencapainya, peralatan harus ber-SNI, instalasi punya SLO, tenaga kerja bersertifikat, dan badan usahanya juga tersertifikasi,” jelasnya.
Tahun 2017, ia mendapat kesempatan belajar ke luar negeri: mengunjungi fasilitas turbin Mitsubishi Hitachi Power Systems di Jepang dan laboratorium pengujian SNI di Shanghai, Tiongkok. “Semua ilmu saat kuliah, dari pembangkit, transmisi, hingga distribusi dari ITPLN ternyata tetap terpakai. Jadi meski ASN, kami tetap harus rajin membaca materi kuliah, seperti PUIL dan SNI-SNI terbaru,” katanya.
Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa menegaskan pentingnya dukungan alumni dalam membesarkan perguruan tinggi. Ia mencontohkan perguruan tinggi kelas dunia seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Harvard University yang memiliki kekuatan besar berkat jaringan alumninya.
“Siapa lagi yang mendukung perguruan tinggi kalau bukan alumni. Kita bisa benchmarking, bukan hanya di Indonesia, tapi dimanapun juga,” kata Iwa.
Iwa menambahkan, ITPLN saat ini berfokus memperkuat visi sebagai perguruan tinggi unggul di bidang energi dan ketenagalistrikan berbasis lingkungan. Upaya itu diperkuat dengan capaian penghargaan dari Dewan Energi Nasional yang menobatkan ITPLN sebagai kampus berkomitmen terhadap transisi energi.
“Ini bukan penghargaan kaleng-kaleng. Dewan Energi Nasional memberikan pengakuan kepada ITPLN sebagai perguruan tinggi yang konsisten fokus di bidang transisi energi,” tegasnya.***