JAKARTA – Tak banyak yang menyangka, lulusan kampus swasta bisa mengambil peran penting dalam dibalik pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata—proyek energi baru terbarukan terbesar di Asia Tenggara.
Adalah Ilman Rizky, alumni Institut Teknologi PLN (ITPLN), membuktikan bahwa tekad dan pengalaman bisa menembus batas almamater.
“Sejak fase commissioning, saya ikut terlibat dalam pengembangan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition), menyesuaikan dengan kebutuhan dan arahan dari owner,” ujar Ilman saat berbincang , Jum’at, 25 Juli 2025.
Ilman kini bekerja sebagai Plant Engineer di PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE), perusahaan joint venture antara PLN Nusantara Power dan Masdar, anak usaha Mubadala, Uni Emirat Arab.
“Karena sudah terlibat sejak tahap awal, jadi saya cukup familiar dengan sistem proteksi dan otomasi dari sisi teknis maupun operasional,” ucapnya.
Karier Ilman dibangun melalui proses yang panjang dan bertahap. Lulus pada 2016, ia memulai kariernya bukan langsung di PLN, melainkan sebagai service engineer di perusahaan kontraktor yang menangani sistem proteksi dan otomasi untuk gardu induk dan pembangkit.
Pengalaman itu membawanya bergabung dengan perusahaan manufaktur spesialis sistem proteksi & otomasi, hingga akhirnya menarik perhatian PMSE karena keterlibatannya dalam proyek di PLTS Terapung Cirata.
“Waktu masih bekerja di perusahaan manufaktur, saya dipercaya menjadi penanggung jawab untuk panel proteksi dan sistem SCADA untuk proyek PLTS Terapung Cirata. Saya juga berkesempatan turun langsung ke lapangan saat fase commisioning-Performance Test-Commercial Operation Date (COD). Dari keterlibatan itulah, saya mulai dikenal oleh tim PMSE, dan akhirnya diajak untuk bergabung,” ungkap Ilman.
Saat ini, Ilman menjabat sebagai Plant Engineer yang bertanggung jawab atas pengelolaan operasi dan pemeliharaan (Operation & Maintenance) PLTS Terapung Cirata.
Di luar peran utamanya, ia juga kerap menjadi narasumber teknis bagi berbagai pihak—mulai dari mahasiswa magang, peneliti, hingga perwakilan seperti dari Kementerian dan PLN yang ingin memahami lebih dalam sistem PLTS Terapung Cirata.
Tim PLTS Terapung Cirata terdiri dari berbagai latar belakang akademik, termasuk lulusan dari kampus-kampus besar dan ternama. Di antara mereka, Ilman menjadi salah satu wakil dari ITPLN yang turut berkontribusi langsung dalam keberhasilan operasional proyek ini.
“Insya Allah, saya terus berusaha mengimbangi & memberikan kontribusi terbaik. Peran saya sekarang adalah bagaimana memastikan sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya,” imbuhnya.
Di balik pencapaiannya, Ilman menyimpan refleksi yang dalam tentang proses panjang membangun karier. Ia tidak mematok harus langsung masuk perusahaan besar.
“Melangkah saja dulu, jangan terlalu pilih-pilih. Yang penting dapat pengalaman dulu,” pesannya pada mahasiswa ITPLN yang baru lulus.
Pesan untuk Mahasiswa ITPLN
Baginya, bekal utama bukan sekadar IPK tinggi, tapi kombinasi antara penguasaan teknis, pengembangan soft skill, dan jejaring yang kuat.
“Kemampuan bahasa Inggris itu sudah jadi kewajiban, apalagi kita bekerja di lingkungan yang melibatkan banyak pihak lintas negara,” ujarnya.
“Selain itu, kesiapan mental juga penting, karena dunia kerja tidak selalu berjalan mulus. Dan satu hal yang sering dilupakan, jaringan alumni dan pertemanan punya peran besar dalam membuka peluang,” ucapnya menambahkan.
Sebagai bagian dari proyek energi masa depan, Ilman berharap mahasiswa—khususnya dari ITPLN—mulai membuka diri terhadap isu transisi energi.
“Rasa ingin tahu terhadap energi terbarukan penting sekali. Kalau dari kampus bisa ikut riset, magang, atau studi lapangan ke PLTS Terapung Cirata, itu bisa membuka wawasan dan peluang,” tegasnya.
Ia menambahkan, beberapa ide inovatif justru datang dari para mahasiswa magang.
“Dari situ kami bisa melihat bahwa mereka punya potensi besar. Mahasiswa sebaiknya mulai membiasakan diri menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pencari kerja,” katanya.
Kini, Ilman tak hanya menjadi bagian dari sejarah transisi energi Indonesia, tapi juga bukti bahwa kampus bukan satu-satunya penentu masa depan.
“Yang penting jangan berhenti belajar dan jangan minder. Lapangan akan menguji siapa yang paling siap, bukan siapa yang paling terkenal,” tutupnya.***