JAKARTA — Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi menerima hibah floater atau pelampung pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dari PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE) untuk digunakan sebagai alat peraga/ mock up PLTS terapung di lingkungan ITPLN.
Selain mock up, ITPLN juga berencana mengimplementasikan mini PLTS terapung secara langsung yang ditempatkan di Danau Taman Kolaborasi dalam mendukung upaya ITPLN sebagai center of excellent pengayaan pengetahuan dan pengalaman terkait teknologi PLTS terapung.
Penyerahan itu menandai dimulainya pembangunan fasilitas pembelajaran berbasis energi terbarukan, sekaligus menjadi simbol sinergi antara inovasi teknologi dan kepedulian PMSE terhadap lingkungan.
“Ini bukan sekadar proyek, tetapi komitmen kami terhadap transisi energi bersih dan berkelanjutan,” ujar Wakil Rektor IV ITPLN Bidang Kerja Sama dan Usaha, Ahsin Sidqi, saat seremoni penyerahan, Jumat, 18 Juli 2025.
Menurut Ahsin, Mini PLTS Terapung tersebut akan dilengkapi dengan berbagai komponen seperti panel surya, sistem baterai, tracker, hingga sistem inverter pintar (smart inverter) yang aktif otomatis menyesuaikan kondisi cuaca.
Fasilitas ini disiapkan untuk menjadi laboratorium lapangan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh sivitas akademika dalam pembelajaran dan riset.
“Bukan hanya panel-panel yang bisa dicopot-pasang dan dianalisis, sistem ini pun didesain modular. Kami ingin lulusan ITPLN nanti jadi pemain utama transisi energi, lengkap dengan sertifikasi kompetensi dari mitra industri seperti Sembcorp,” katanya.
Ia menambahkan, kehadiran alumni ITPLN yang kini bekerja di perusahaan-perusahaan energi besar memperkuat jejaring kerja sama yang strategis.
“Bahkan bantuan floater ini bermula dari obrolan informal dengan mantan anak buah saya yang kini jadi direktur di PMSE. Jadi kolaborasi ini lahir dari hubungan personal yang berbuah konkret,” ucap Ahsin.
Ahsin berharap, pembangunan Mini PLTS Terapung ini bisa tuntas sebelum tahun ajaran baru. Sehingga bisa menyambut 2.000 mahasiswa baru yang akan menjadi pemain energi bersih masa depan.
“Kalau sudah jalan, saya yakin banyak yang akan menelepon kami. Karena ini bukan hanya pembangkit, ini adalah miniatur pusat energi masa depan,” kata Ahsin seraya tersenyum.
Floater yang diserahkan PMSE merupakan teknologi generasi terbaru dengan daya tahan tinggi, berbahan dasar HDPE daur ulang, dan bergaransi hingga 25 tahun. Sistem PLTS yang dikembangkan ini mengadopsi desain dari PLTS Terapung Cirata, salah satu proyek energi bersih terbesar di Asia Tenggara.
Manajer Bagian Usaha dan Inkubasi Bisnis (BUIB) ITPLN, Abdul Haris Manjawakang menegaskan, PLTS terapung yang dirintis ini diharapkan dapat menjadi wadah para dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengembangan dibidang energi bersih. Selain itu, PLTS apung ini bisa wadah riset yang melibatkan berbagai disiplin ilmu di ITPLN.
Senada dengannya, Deputi Manajer Inovasi dan Inkubasi Bisnis di Bagian Usaha dan Inkubasi Bisnis (BUIB) ITPLN, RR. Mekar Ageng Kinasti, memastikan, ITPLN tidak hanya menerima hibah floater PLTS. Akan tetapi, tegasnya, ITPLN akan terus menerus melakukan improvement melalui riset dengan berkelanjutan.
Pihak PMSE menjelaskan bahwa floater yang dihibahkan merupakan bagian dari rangkaian floater PLTS terapung yang sebelumnya digunakan di PLTS Terapung Cirata. Kini, floater tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alat peraga laboratorium di ITPLN.
“Ini contoh nyata bagaimana teknologi besar bisa diadaptasi untuk skala kecil di lingkungan kampus,” katanya.***